Aku lihat kamu masih saja
seperti yang dulu, candamu, tawamu, nada berbicaramu, suaramu yang
serak-serak basah, jelbab style kamu, dan banyak lagi hal tentangmu yang
menurut aku
tidak berubah.
Aku paham dan sangat memperhatikan detail tentangmu.
Aku masih ingat saat kita jalan dipinggir pantai dan kita menanggalkan
sandal, katamu untuk lebih menikmati desi pasir yang dihempas gelombang… Namun
tiba-tiba saja kakimu berdarah kena cangkang kerang yang tajam. Aku panik, kamu menangis, anehnya kamu tetap saja
cantik walau air mata membasahi wajahmu yang kemerahan..
Aku juga masih ingat saat kita ikut upacara tujuh belasan, tiba-tiba
saja kamu jatuh pingsan dan kata dokter kamu tidak sarapan.
Aku jadi ingat lagi kamu paling malas sarapan pagi.
Sampai sekarang aku masih ingat tentangmu, tentang kenangan kita..
Tapi bagaimana dengan kata “lupakan aku” itu?
Apa kamu telah menanggalkan cerita dan kenangan kita?
Kamu boleh tau tidak denganku!!
“Banyak orang tidak mendapat apa yang mereka
inginkan karena mereka terlalu sibuk mempertahankan apa yang seharusnya mereka
lepaskan (namarappuccino)”.