Jadilah kita orang-orang ikhlas..
Seperti ikhlas Nabiyullah Ibrahim saat mengqurbankan anaknya Ismail..
Seperti ikhlas Siti Maryam saat memelihara, mengasuh, dan mengayaumi putranya
Isa A'laihisalatuwassalam..
Karena pada dasarnya ikhlas itu dari hati ke hati..
Perasaan rela, lega setelah kita melakukannya..
Rela memberi tanpa menghrap timbal~baliknya..
Rela membantu tanpa mngharap sesuatu..
Juga rela
berbuat bkn karena ada yg melihatnya..
Resapilah..
Telah relakah kita berbuat slma ini..
Shalat kita, sedekah kita, hablumminannas kita apakah semata-mata
Lillahita'alaa..
Tanyakan pada hati kita, jiwa kita..
Jika tidak kerugian benar-benar sedang menemani kita dengan sangat setia..
Mari renungkan kisah2 para Nabi Rasul dan Ambiya..
Bagaimana para kekasih Allah itu berbuat ikhlas..
Mereka menentang mati untuk mencapai keikhlasan hati juga ridha Rabbnya..
Sedangkan kita hanya hamba biasa..
Nampaknya biasa-biasa saja dalam mengupayakan keikhlasan..
Apakah benar demikian..?
Ikhlas itu
akan kita petik buahnya jika kita pandai merawatnya..
juga pandai dalam menentukan arah hati untuk menggapainya..
Joel Alta
(25 November 2012)