Kemarin saat kamu menjajakan keripik itu...
Kamu tau, aku terus saja memperhatikanmu...
Seraya mengagumi perjuanganmu...
Diam-diam dalam hati ku berdecak kagum akan kegigihan mu itu...
Kamu begitu gigih mengelilingi gang demi gang...
Lorong demi lorong...
Menawarkan sesuatu pada siapa saja...
Peluh yang mengalir hingga ke dagumu tidak kau hiraukan...
Debu yang mengepul bekas lalu lalang kenderaan
yang menutup jalanan gang itu tidak kau hiraukan...
Kamu terus saja berjuang...
Menghindar dari kepulan debu itu...
Sambil sesekali mengusap matamu yang terasa perih akibat serangan
bertubi-tubi dari butir-butir kerikil halus yang berterbangan...
Aku salut...
Semangatmu meletup-letup untuk menuai hasil untuk sekali makan atau
demi membahagiakan siapa saja yang engkau tanggungkan dibelakang...
Jujur aku tak tau siapa...
Kegigihan mu itu membuat aqu tercengang juga iri...
Kenapa aku begitu malas di banyak kesempatan...
Tidak bisa merayu waktu untuk setia menemaniku dalam keberhasilan...
Aku masih saja berdiri tegang...
Seakan darahku berhenti mengalir...
Jantungku tidak lagi memberi tekanan untuk membuka ruang nadi yang membentang disekujur badan...
Karena memikirkan kesungguhanmu berbuat...
Begitu menikmati tiap jengkal langkah yang kamu ayunkan...
Aku terheran sendiri...
Diri ini sungguh akan mengikuti jejak kegigihan mu...
Berjuang untuk terus menebas prahara kehidupan...
Membuka ruang waktu dan menggenggam keberhasilan...
Mataku terus mengikuti arah langkahmu...
Yang sesekali terseok-seok karena lubang besar yang menganga hampir ditiap lebar badan jalan...
Kamu tidak bergeming bahkan mengeluh akan hal itu...
Sungguh iklas kepribadianmu...
Kamu terus saja menjajakan daganganmu itu...
Yang hanya tersisa beberapa bungkus saja...
Kamu benar-benar tak kenal lelah...
Walau setelah mereka memanggilmu kemudian tidak jadi membeli daganganmu...
Aku memuji keikhlasan mu itu...
Nuranimu begitu suci...
Mata ku tidak berkedip terus menatapmu...
Hingga gerakan langkahmu tidak terlihat lagi...
Tertutup oleh kabut tebal debu jalanan...
Juga kegelapan senja yang memenuhi undangan sang malam...
( Joel Alta, 10 Desember 2012 )