“Aisyah, ada liat IP ku berapa?”
Itu isi sms yang sengaja aku nyasarkan pada nomor seseorang
yang aku ambil saat dia isi pulsa. Sebenarnya itu nekat aku lakukan, tidak
peduli dengan rasa malu, biarkan saja pikirku… ‘hidupkan butuh perjuangan’
desak batinku lagi.
Nomor hp tadi sudah sejak sebulan yang lalu aku save di Hp,
takut meminta langsung jadi aku ambil aja saat dia isi pulsa. Pas kemaren dia
nya isi pulsa lagi, semakin penasaran aja sama orangnya, mau kenal lebih dekat
begitu kata hati.
Gayung pun bersambut, sms aku terbalas juga… duhh senangnya
bukan kepalang. “ma’af ini bukan Aisyah”, sejurus kemudian mulailah terjadi
percakapan hingga tak kenal waktu, sampai-sampai memori penyimpanan pesan penuh
untuk sehari itu saja, entah apa yang kami bicarakan… pokoknya menyenangkan.
Hari-hari selanjutnya begitu juga, joke-joke yang membuat
tawa selalu ada diantara kita.. Aku mulai merasa nyaman dengan dia, saat pagi datang
terasa lebih lengkap apabila sapaan manis nya tersenyum di LCD hp ku “Selamat
pagi abg” atau “Assalamualaikum abg”. Hal ini yang masih aku nanti hingga pagi
hari sekarang.
Setelah perpisahan kemarin (5 bulan yang lalu, red) itu,
ditandai dengan senyum dan lambaian tangan lembutnya membuat kita (saya dan
dia, red) tidak lagi pernah jumpa, sms nya pun tidak pernah datang lagi, chat
juga demikian, pokoknya tidak ada koneksi lagi… Kata selamat pagi yang selalu aku
nanti tidak pernah aku terima, candaan yang membuat rindu juga tidak pernah
lagi terngiang.. padahal itu yang saat ini paling aku butuhkan.
Berharap setelah dia membaca ini, dia mengerti akan keadaan
ku hari ini bahwa:
“TANPAMU hidupku ABU-ABU”